TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah meminta Bulog menyerap cadangan beras dengan optimal untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan iklim ekstrem tahun ini. "Pengadaan 2,5 juta ton sampai Mei harus terserap," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Selasa malam 11/1 di kantor Kementerian Pertanian. Menurut Hatta, langkah tersebut penting dilakukan karena berdasarkan pengalaman di dunia pada tahun 2010. Pada tahun tersebut, permintaan terhadap biji-bijian termasuk beras meningkat, namun produksi justru menurun. Salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim ekstrem yang kemudian mempengaruhi jumlah produksi pangan dunia. Akibat itu, sejumlah negara mengurangi ekspornya, salah satunya Rusia yang membatasi ekspor gandum. Negara-negara cenderung membatasi ekspor untuk pemenuhan kebutuhan di dalam negeri. Hal tersebut memicu kenaikan harga pangan dan mendorong inflasi. Menurut Hatta, di Indonesia, secara year to year naik 30 persen. Sedangkan, tren harga pangan dunia meningkat melebihi 28 persen, termasuk mengatakan Bulog tidak boleh berhenti membeli ketika harga naik. Pemerintah sudah menyiapkan instrumen tersebut melalui keputusan menteri. "Tidak boleh terjadi ketika harga jatuh beras petani dibeli dengan harga murah. Bulog harus tetap membeli pada harga yang terjadi saat itu," kata Pemerintah juga tetap melakukan langkah-langkah operasi pasar dan penyaluran raskin untuk mengendalikan harga. Pada bulan Januari hingga Maret, pemerintah menargetkan menyalurkan raskin sebanyak 4 kali. Produksi pangan juga akan digenjot naik mencapai 5 persen dibandingkan tahun lalu, atau totalnya sekitar 70 juta ton gabah kering giling. Menurut Menteri Pertanian Suswono, musim tanam relatif maju karena sepanjang tahun 2010 intensitas hujan cukup tinggi, sehingga pada akhir Januari sudah ada daerah yang bisa panen. Tapi, puncak panen diperkirakan antara Februari hingga April. "Dengan target produksi meningkat hingga 5 persen, insya Allah pada tahun 2011 kita tidak perlu impor," katanya. EVANA DEWI
Soloposcom, KULONPROGO - Penjualan beras di pasar tradisional sepi pembeli karena melimpahnya stok beras usai panen raya dan pembagian beras bagi warga miskin (raskin).. Dari hasil pantauan Harian Jogja, Selasa (24/6/2014) di Pasar Wates, sejumlah kios beras di pasar ini sepi. Novi, 37, pedagang beras di pasra tersebut mengatakan sepinya pembeli disinyalir lantaran melimpahnya beras setelah Foto Penjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat 17/3/2023. CNBC Indonesia/Tri Susilo Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertanian Wamentan Harvick Hasnul Qolbi buka suara terkait rencana impor beras 500 ribu ton lagi untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah CBP pada tahun ini. Sebelumnya, Indonesia juga sudah mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui penugasan ke Perum Bulog. Harvick mengatakan bahwa pihaknya akan mencoba mengklasifikasi terlebih dahulu dengan kebutuhan impornya, tentu dengan melihat dari sisi produksinya terlebih dahulu, apakah mencukupi atau tidak."Sebenarnya kita coba klasifikasi ya antara kebutuhan impor itu sendiri dengan kebutuhan impor kita tentunya kita lihat dari sisi produksi cukup sih harusnya ya," ujar Harvick Hasnul Qolbi saat ditemui di gedung DPR RI, Senin 20/3/2023. Meskipun dia optimistis bahwa produksi dalam negeri akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun tetap perlu memperhatikan masa tanam, panen, hingga pergerakan harga beras di pasaran sehingga hal itu juga yang akan menentukan keputusan apakah jadi impor atau tidaknya."Cuma memang mungkin ya tadi karena masa tanam, panen, ada pergerakan harga, ini mempengaruhi memang dengan keputusan itu. Mudah-mudahan rapt dengan Komisi IV tetap berlanjut," lanjut, agar produksi beras dalam negeri bisa tercukupi, dan sesuai target, menurutnya, tata niaga antara Perum Bulog dengan Kementerian Pertanian Kementan harus lebih teliti Penjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat 17/3/2023. CNBC Indonesia/Tri SusiloPenjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat 17/3/2023. CNBC Indonesia/Tri Susilo"Kalau soal data-data, insya allah produksi kita cukup untuk masa panen sekarang dan ketersediaan bulan Ramadan terpenuhi. Cuman, kalau soal harga kita tahu sendiri, kalau setiap menjelang hari raya Ramadan dan tahun baru pasti ada pergerakan. Nah ini kita berharap masyarakat bisa bersabar melihat bagaimana yang akan dilakukan pemerintah," dengan adanya bencana alam banjir yang menyebabkan kerugian dan menghambat produksi beras dalam negeri."Sementara di data kita masih cukup, cuma memang kita akan coba teliti lagi karena memang bencana alam terus ini. Karena di daerah tertentu selesai di daerah lain. Tentu saja kementerian Pertanian melakukan kegiatan yang tepat sasaran ke depannya," itu, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, kalau memang data produksi beras milik Kementan memang benar mencukupi, maka dirinya tidak setuju dilakukan impor."Akan tetapi, kalau data produksinya tidak valid, maka akan menjadi hal yang kurang baik terhadap kita. Karena beras adalah pangan yang paling utama. Jadi kalau masalah impor, monggo itu keputusan pemerintah bukan keputusan kami," pungkas Sudin. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Sudah Impor Tapi Harga Beras Masih Naik, Apa Solusinya? wurPasarinternasional adalah pasar yang mempunyai ruang lingkup internasional yang melibatkan penjual dan pembeli dari berbagai penjuru dunia. Contohnya, pasar world di sydney dan pasar kopi di santos, brasil. Jenis Pasar Menurut Strukturnya. Jenis pasar menurut strukturnya, pasar terdiri atas pasar persaingan sempurna dan persaingan tidak sempurna.
Pasarinduk beras sendiri merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli komoditi pangan beras yang dikelola oleh Bulog. Pasar induk beras sendiri merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli komoditi pangan beras yang dikelola oleh Bulog. Sabtu, 16 Juli 2022; Cari.
45Marwasita Kepala Pasar Padang Gantiang, Wawancara Pribadi, 2 Juli 2017. 2) mushola c. Parkir d. TPS (tempat pembuangan sampah) e. Daya Listrik : 6000 Waat f. drainase 6. Jumlah dan Jenis Bisnis Pedagang Pasar Padang Gantiang. Dari data yang di peroleh peneliti jumlah di pasar Padang Gantiang sebagai berikut: a. Kios : 13 Orang b. IbuSiti salah satu penjual beras Zakat Fitrah dalam kemasan sedang melayani pembeli di depan Masjid Raya Al-Fatah, Sabtu(30/4). A A A Pengaturan Font AMBON - Beras untuk keperluan membayar kewajiban Zakat Fitrah di akhir bulan Ramadhan banyak dijual dalam bentuk kemasan seberat 3kg di sepanjang jalan Kota Ambon.Perusahaaninti kemudian memasarkan beras finished product lewat bursa/pasar beras melalui mekanisme lelang spot dan forward. Inilah kurang lebih ilustrasi dari open market economy. Jadi, fungsi price discovery untuk beras di bursa/pasar beras fisik dilakukan oleh perusahaan inti pada satu sisi dan para pembeli/distributor di sisi lainnya.